Come on, keep up!

 


Kalian masih punya mimpi besar, sangat besar, yang kalo pas dibayangin tuh kalian masih bisa feeling butterfly in ur stomach gitu. Coba berhenti sejenak, pikir-pikir dulu sebelum jawab. Ada ga?

Kalo masih ada, good for you. Pertahankan dan perjuangkan. I’m so happy for you. I can say, punya mimpi besar dan dikasih kesempatan untuk bisa memilih mencoba membuatnya jadi kenyataan IT’S HUGE PRIVILEGE. Karena ga semua orang punya kesempatan itu bukan? Ga semua orang tahu ingin apa dan harus melakukan apa dalam hidupnya. Banyak orang…. Just do living.

Bukan hanya dari segi dinamika keadaan yang berubah, bisa jadi mindset yang justru berganti. Oh, ga ada yang salah maupun benar. Who are we to judge, aren’t we?

Beberapa hari lalu, saya habis beberes lemari. Ada satu box, yang ga pernah saya buang/pindah/dan hampir jarang buat saya lihat lagi ketika saya beberes. Karena box itu menurut saya masih memercikan kebahagiaan dan ga rela saya beresin pun saya buang. Ciye, murid Marie Kondo banget sis? Hahahahaha.

Isinya ga banyak sih, kertas-kertas ucapan ulang tahun, kertas-kertas binder yang ada tulisan tangan hasil imajinasi saya dulu. Oh, time so flies. Dan ada satu buku, buku hijau yang isinya macem-macem. Tapi salah satunya adalah, wishlist masa remaja hahahahaha gemes banget, bacanya pun ga percaya. Wishlistnya banyak banget, dan saya bangga sekali sempat bermimpi sebesar dan seberani itu. Dibaca sekarang pun masih merinding, wow besar sekali keinginanku dulu. Hari ini, 24 tahun umur saya, mimpi-mimpi besar sebagian sudah blur! Apaan tuh? Kuliah di Cambridge? Ko bisa mimpi keren banget gitu ((ragu sama diri sendiri haha)).

Mimpi, keinginan, harapan, cita-cita, menurut saya perlu banget buat ditulis. Kalo perlu dibaca setiap sebelum tidur, biar ga lupa!!! Penting banget buat menjaga percikan keinginan yang bikin kita tuh yakin, harus wujudin mimpi ini. Karena satu waktu kita lupa, lain waktu kita ga akan lagi punya keinginan buat memperoleh mimpi itu. Sedih banget kan ya, hari ke hari mimpinya semakin tipis, lama-lama pudar. And then we’re just sitting there, asking all question but we didn't get the answer, asking all 'why' in life, breath in breath out. What are we gonna do?

Quarter Life Crisis, they said. What exactly that terms means? This kind of situation? All these program we try to fit in? All these schedule we always try to enjoy?

Ya Allah tiba-tiba ngengresssss. Tolong jangan diomelin kalo salah grammar  dikasih tau aja ya baik-baik, aku anaknya gampang nangis bund.

Babak belur dihajar kenyataan, lama-lama ko jadi hampa? Dimana hormon kebahagiaan? Kenapa semakin sulit dicapai? Lama-lama ko nanya-nanya terus, ni hidup ko jadi gini? Ko tau-tau gini? Mau gue apasih? Ya Allah gapaham lagi sama diri sendiri....

Karir cemerlang itu bagaimana? Oh idealisme? Apa itu? Rasanya pernah sedekat nadi. Studi? Oh, I was good back then. ((Back then)). That, learning things, I always good at it, back then, told you. People changed. It’s true. Memang harus. Tapi, untuk mencerna perubahan itu butuh waktu, kadang reaksi pertama menghadapi atau mengalami perubahan tidak semudah dan semulus yang kita perkirakan. Bisa jadi marah, terkejut, mungkin bisa jadi senang, bingung, oh... ujungnya  cuma bisa yaudah pasrah, kelola emosi, bangun lagi dan hadapi yang ada.

Belajar lebih ikhlas dalam menerima kenyataan, belajar berusaha meperbaiki apa yang bisa diperbaiki di tahun selanjutnya, gitu aja terus. Hidup itu kan selalu tentang perubahan dan adaptasi ya. Pasti berubah, kalo ga berubah juga, yaudah adaptasi, sesuaikan dan yuk bikin lagi aja mimpi baru.

Walau klise, tapi memang benar tidak ada mimpi yang terlalu besar. Karena omongan adalah doa! Bermimpilah yang besarrrrrr sampai kamu merinding dan perut kamu geli disaat bersamaan.

Apa akan selalu on track? Dan mulus-mulus aja? Ya tentu aja engga. Saya salah satu orang yang ga percaya, 'ga ada usaha yang mengkhianati hasil', nyatanya ada banget kan. Ada hal-hal di dunia ini tuh emang jahat aja, dan gabisa berjalan sesuai keinginan kita. Ada banget. Tugas kita ya jangan gampang tumbang, dikhianati hasil pun gapapa, setidaknya hal bagus dari itu adalah bikin kita jadi manusia terlatih yang lebih tangguh dan pejuang yang ga gampang kalah. Sulit dijelaskan, tapi saya percaya, orang-orang sukses itu pasti dikarunia faktor X. Yang gabisa lah dijelaskan nalar logika kadang, tapi ya tentu usaha mereka juga pasti lebih besar.

Dulu, usia saya sekitar kelas 3 SMP. Saya ngerasa udah rajin, gapernah skip belajar, gapunya HP kaya orang-orang! hidup saya dedikasikan untuk belajar biar ranking, karena itu doang yang saya ngerasa saya bisa hahahaha.

Pas ujian, mata pelajaran apa lah lupa, nilainya kecil, ga memuaskan pokoknya tuh. Lah sedih dong, ngerasa udah belajar dengan bener, ko nilai kecil? Ah, emang ga pinter aja sebenernya mah. Ngadu dong saya ke Mama, nilai saya kecil. Nasihatnya sampe sekarang ga akan saya lupa, ‘Kamu cuma fokus belajar, tapi lupa berdoa ya?’ jleb nilai kecil karena kurang doa. Tapi saya percaya guys. Dari situ, dan untuk kehidupan akademik saya selanjutnya, dua hal itu selalu saya usahain seimbang, berusaha dan berdoa. 

Satu yang baru saya sadari, berusaha mencapai dan memenuhi keinginan pun mimpi besar bukanlah tujuan utamanya. Iya betul, kita ingin sampai sana. Tapi prosesnya yang lebih berperan dalam membentuk diri kita. Proses mencapai sesuatu menjadikan kita pribadi yang lebih baik, bukan lebih baik dari orang lain, tapi dari diri kita sendiri.

Keinginan akan sesuatu itu harus dijaga, dipertahankan, diingat selalu, ya juga tentu berusaha untuk dijadikan kenyataan. Jika sendiri itu terlalu sepi, maka carilah teman, pacar juga boleh, siapapun lah boleh, orang lain ini tugasnya lurusin kita pas kita belok-belok. 

Proses itu yang mendewasakan, hal-hal diluar kehendak kita akan mengajarkan kita sesuatu yang tidak ternilai, yang semoga selalu kita usahakan untuk terima baik maupun buruknya.

We will find the best version of ourself, the happiest version of ourself.. it’s not today, but it will  come someday.  Dan untuk itu, apapun dan bagaimanapun perjalanannya, semuanya pasti berharga.
 
Yuk, keep up! List lagi mimpi-mimpi yang mulai blur karena dihajar realita. Ga selalu harus mimpi besar loh. Keinginan receh juga gapapa di list aja. Misalnya, IH PENGEN KE SEAWORLD YA ALLAH KENAPA GA TERWUJUD-WUJUD. ((Aku yang belum pernah ke Dufan sekali pun)).

Bye.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dari Rachel Vennya Kita Belajar.... apa?

Cerita tentang 2020: Tahun yang aneh

Perjalanan Mengenal Diri