Belajar mengelola emosi


Selama ini, saya beranggapan. Banyak masalah yang timbul dalam hidup diperkarai oleh dua hal. Pertama, overthinking. Kedua, kesalahan dalam berkomunikasi. Combine those two, we literally got chaos.

Overthinking hanya kejadian di kepala kita. Menerka dan menebak skenario tidak menyenangkan yang timbul setelah suatu aksi, reaksinya bisa banyak hal. Intinya, kejadiannya belum kejadian, tapi di kepala udah kejadian. Padahal bisa jadi sepele. Pikiran manusia memang sering tidak adil. 

Satu hal kalau merasa sering mengalami hal tersebut, jangan dikeluarkan dari dalam kepala. Biarkan tetap disana. Kita boleh berpikiran apa saja tentang apa saja, ku bilang kan, pikiran manusia sering ga adil. Tapi akan salah jika, pikiran itu kita keluarkan dan kita anggap benar, padahal itu hanya asumsi kita kan? Kalau benar, hubungan dengan orang yang kita asumsikan itu bisa jadi tidak baik, dan mungkin saja asumsi kita malah menyakiti dan meninggalkan dendam?. Kalaupun salah, yah sudah terlanjur asumsi buruk kita keluar dari dalan kepala kita, entah apa yang orang lain pikirkan. Diam, atau hanya bicara yang baik-baik. Kritik tidak akan menghasilkan apa-apa.

Point kedua adalah… apa tadi dah lupa?

Oh, kesalahan dalam berkomunikasi. Apalagi, kehidupan kantor dengan kolega kerja. Sering terjadi nih, banyak drama ga perlu cuma gara-gara salah cara komunikasi.

Untuk itu, menurut saya sih penting sekali memahami karakter lawan bicara. Perasaan kita itu valid hanya milik kita, kita sepenuhnya bertanggung jawab sama perasaan kita. Orang lain, tidak ada kewajiban untuk itu karena mereka harusnya ngurusin perasaan mereka aja. Haha. Karena menurut saya, kita manusia akan lebih bisa saling memahami dan damai kalau kebutuhan emosi kita sudah terpenuhi. 

Orang cenderung jadi menyebalkan (oopss pardon me, did I tell you i love to understand people point of view?).. ketika dia gagal memahami diri sendiri dan tidak bisa mengelola emosinya. Contoh deh, misal kita ada satu masalah dirumah nih, bikin pikiran banget satu masalah ini, dibawa ke tempat kerja dan berakhir ngajak ribut teman kerjanya. Sebentar, marah sama hal apa dilampiasin ke siapa? Sering kan nemu kejadian kaya gini. 

Emosi marah seperti itu salah sasaran dan sebaiknya ga dijadiin kebiasaan. Saat kejadian kaya gitu, kamu gabisa dong menuntut orang lain buat memahami kenapa kamu marah? Hanya karena trigger yang mungkin sepele. Atau sebaliknya, masalah kerjaan yang kemudian dibawa ke rumah, dan jadi pribadi menyebalkan dirumah karena deadline kerjaan, diomelin bos, KPI ga 100% ... jangan begitu. Kalo kebiasaan kaya gitu, ada yang salah, maka perbaiki ya jangan denial. 

Tips komunikasi dari aku yang introvert sih pertama, pahami lawan bicara, apa preferensinya ketika berkomunikasi? Ingat, komunikasi itu dua arah. Saya tau, menurut kita, kisah kita pasti paling seru paling asik sehingga kita ga sabar buat cepet-cepetan ngomong, dan mau motong lawan bicara.

Selalu bercerita tentang diri sendiri itu bagi orang lain kurang menyenangkan sih. Ga ada urusan juga kan ya, kecuali yang dibagikan cerita bermanfaat yang bisa menambah insight. Libatkan lawan bicara kita dalam komunikasi. 

Tapi gimana kalo lawan bicaranya baru kita temui? Paling utama ya percaya diri. Katakan tidak tau, misal topik yang menjadi pembahasan memang tidak kita tahu. Serius, dan jangan banyak distraksi.

Selama ini, satu point yang bisa saya sebut jadi kekuatan saya adalah saya ga pernah minderan. I don’t know how, it just happen. Mungkin ini terbentuk dari dalam keluarga juga ya. Tidak minderan disini bukan yang saya sangat passion public speaking or somethig like that, justru saya gabisa kalo disuruh tampil. Loh ka, katanya ga minderan? 

Marak kasus dan cerita bullying di masa sekarang ini, membawa saya berpikir pada moment dalam hidup saya.. Aku pernah di bully ga ya? Aku pernah merasa rendah diri ga sih? Alhamdulillah, gapernah ngerasa kaya gitu.  Tapi kalo saya bayangin, sebenarnya saya kerap jadi bahan bully dulu. Tapi beruntung, karena saya ga minderan, it don’t affect me at all. Hahaha. Jujur keren ga sih. KEREN LAH. Wow level percaya diri 150%.

Pahami emosi dasar yang manusia rasakan. Senang, Marah, Sedih, Kecewa. Kuasai bisa atur emosi dasar ini, saya rasa cukup membantu untuk kita menjadi jauh lebih baik dalam banyak hal.

Jangan memendam emosi. Ketika sedih ya kui sedih, cari tau alasan kenapa sedih. 

Yuk, belajar kelola emosi. Feel it. Hidup tanpa masalah itu mustahil. Sekelas Pangeran Harry aja memutuskan buat hengkang dari kerajaan loh, padahal kalo orang luar liat, lah ngapain? Hidup udah dengan sendok berlian, darah biru, udah gausah mikir lagi lah, udah enak banget ga sih keliatannya. Hengkang loh guys doi, memilih hidup jadi rakyat biasa bersama keluarga kecilnya. 

Masalah ga akan hilang, tingkatnya aja yang terus upgrade. Jadi, kita sebagai manusia yang harus selalu upgrade buat mengenali masalah dan lebih jago buat cari cara buat menghadapinya.

Segitu aja dulu.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dari Rachel Vennya Kita Belajar.... apa?

Cerita tentang 2020: Tahun yang aneh

Perjalanan Mengenal Diri